Lampung Selatan – Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza atau yang akrab disapa Batin Wulan, turun langsung mengunjungi Rendy Aditia (10), bocah asal Dusun Gedong Bendo, Desa Rulung Sari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, yang menderita gizi buruk.
Kunjungan ini bukan sekadar bentuk kepedulian, tetapi juga bukti nyata kehadiran pemerintah dalam menangani kasus gizi buruk yang masih ditemukan di sejumlah wilayah.
Dukungan Moril dan Intervensi Cepat
Dalam kesempatan itu, Batin Wulan menegaskan bahwa dirinya hadir untuk memastikan penanganan Rendy berlangsung tuntas, bukan hanya menerima bantuan sesaat.
“Kami hadir bukan hanya menyerahkan bantuan, tetapi memastikan Rendy mendapat pendampingan sampai benar-benar sehat. Anak-anak Lampung harus tumbuh kuat, cerdas, dan ceria,” ujarnya tegas, Sabtu (14/9/2025).
Selain memberikan semangat kepada keluarga, ia juga menginstruksikan jajarannya agar melakukan intervensi cepat, termasuk rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
Baca Juga : Polda Lampung siapkan program trauma healing
Bantuan Gizi dan Sembako Disalurkan
Dalam kunjungan tersebut, sejumlah bantuan langsung disalurkan oleh perangkat daerah terkait.
- 
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyerahkan uang tunai dan buah-buahan untuk mendukung pemulihan gizi. 
- 
TP PKK Provinsi Lampung menyalurkan paket susu sebagai tambahan nutrisi. 
- 
Dinas Sosial Provinsi Lampung turut memberikan paket sembako untuk membantu keluarga Rendy memenuhi kebutuhan sehari-hari. 
Selain itu, tim pendamping medis menyiagakan ambulans untuk rujukan ke RSU Abdul Moeloek (RSUAM) Bandar Lampung, jika kondisi kesehatan Rendy memerlukan perawatan lanjutan.
Pemantauan Jangka Panjang
 
Batin Wulan menekankan, program pendampingan tidak boleh berhenti pada kunjungan pertama. Pemerintah Provinsi Lampung bersama PKK akan terus melakukan monitoring intensif hingga kondisi Rendy benar-benar pulih.
“Kami ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak Lampung yang luput dari perhatian. Intervensi gizi bukan hanya sekali, tetapi harus terus dikawal,” tambahnya.
Latar Belakang Keluarga Rendy
Rendy merupakan anak ketiga dari pasangan Widodo, seorang buruh tani, dan Langgeng Ningsih, ibu rumah tangga yang kadang membantu di ladang warga. Kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas membuat mereka kesulitan membawa Rendy ke fasilitas kesehatan.
Baca Juga : Gubernur Lampung dorong petani ubi kayu beralih tanam ke padi dan jagung
Widodo mengaku lega atas perhatian pemerintah. “Kami sangat berterima kasih. Selama ini kami bingung mau berobat, karena biaya dan akses terbatas,” ujarnya haru.
Ajakan Peduli Sesama
Melihat kasus ini, Batin Wulan mengajak seluruh masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi sekitar, terutama keluarga pra-sejahtera. Menurutnya, penanganan gizi buruk bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab sosial bersama.
“Ini tanggung jawab bersama. Mari kita saling peduli, saling membantu, agar tidak ada lagi anak Lampung yang menderita karena kekurangan gizi,” imbaunya.
Komitmen Pemerintah Tekan Stunting dan Gizi Buruk
Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam menekan angka stunting dan gizi buruk. Program ini juga selaras dengan program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden RI untuk meningkatkan kualitas generasi muda.
Menurut data Dinas Kesehatan, Lampung masih menghadapi tantangan penurunan angka stunting di beberapa daerah. Karena itu, setiap kasus gizi buruk yang terdeteksi akan segera ditangani dengan kolaborasi lintas sektor.
“Penanganan gizi buruk ini menjadi salah satu langkah nyata mendukung visi Indonesia Emas 2045. Generasi sehat adalah modal utama pembangunan,” tutup Batin Wulan.

 
 
 
     
     
   
							 
 
 





