Skintific
Skintific
Skintific Skintific Skintific

Kreatifitas Tanpa Batas Binaan Rutan Kelas I Bandar Lampung

Skintific

Kreativitas Tanpa Batas di Balik Jeruji Rutan Kelas I Bandar Lampung

Bandar Lampung – Siapa sangka, di balik dinding tebal dan jeruji besi Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Bandar Lampung, tersimpan semangat luar biasa dari para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Meski ruang mereka terbatas, kreativitas justru meluap tanpa batas.

Suasana Rutan yang biasanya identik dengan kesunyian, kini tampak hidup dan produktif. Dari balik bengkel kecil di sudut area pembinaan, terdengar suara ketukan palu, gesekan kayu, dan percakapan penuh canda. Di sanalah sejumlah WBP tengah asyik menekuni karya tangan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi — miniatur kapal dalam botol.

Skintific

baca juga : Viral Ujaran Kebencian di Medsos, Polresta Bandar Lampung

Dari Limbah Jadi Karya Bernilai

Program pembinaan kemandirian yang dijalankan di Rutan Kelas I Bandar Lampung memang tidak sekadar rutinitas. Di tangan-tangan para WBP, limbah botol kaca bekas dan potongan kayu disulap menjadi karya seni menawan. Miniatur kapal mungil itu tampak anggun terkurung dalam botol, seolah melambangkan harapan mereka yang tak pernah padam meski terbatas ruang.

Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Pembinaan Kemandirian yang dirancang untuk memberi keterampilan hidup (life skill) dan peluang ekonomi bagi para warga binaan. Lewat pembinaan ini, mereka belajar bagaimana sebuah produk bernilai bisa lahir dari ketekunan dan kreativitas.

“Kapal dalam botol ini dikerjakan secara manual dengan ketelitian tinggi. Semua bahan kami manfaatkan dari limbah, mulai dari kayu hingga botol bekas. Hasilnya bisa jadi cinderamata, bahkan souvenir yang diminati masyarakat,” ujar Budi, salah satu WBP yang terlibat dalam pembuatan karya tersebut.

Pamerkan Karya Warga Binaan, Rutan Bandar Lampung Gelar One Day One Prison's Product | VoxLampung

Budi mengaku bangga karena hasil karyanya kini dikenal hingga ke luar kota. Ia tidak menyangka keterampilan yang dipelajarinya di balik jeruji dapat membuka harapan baru untuk masa depannya.

Pembinaan yang Memanusiakan

Kepala Rutan Kelas I Bandar Lampung, Tri Wahyu Santosa, menjelaskan bahwa pembinaan ini merupakan bentuk nyata dari upaya pemerintah dalam memanusiakan warga binaan. Ia menegaskan, Rutan bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi wadah untuk memperbaiki diri dan belajar agar kelak mereka dapat kembali berdaya di tengah masyarakat.

“Warga binaan jangan dipandang sebelah mata. Mereka juga manusia, hanya tersesat jalan hidupnya. Karena itu, kami selalu berusaha memanusiakan mereka melalui program pembinaan kemandirian agar bisa mengembangkan kreativitas dan life skill selama menjalani pidana,” ujar Tri Wahyu.

Ia menambahkan, apresiasi masyarakat terhadap produk buatan warga binaan terus meningkat. Banyak pengunjung dan keluarga WBP yang membeli miniatur kapal dalam botol sebagai oleh-oleh khas Rutan Kelas I Bandar Lampung.

Meningkatkan Citra Positif Pemasyarakatan

Upaya pembinaan ini juga berdampak positif terhadap citra lembaga pemasyarakatan. Kini, Rutan Kelas I Bandar Lampung tidak hanya dikenal sebagai tempat menahan pelanggar hukum, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan pembinaan produktif.

Dalam proses pemasaran, pihak Rutan aktif menggunakan media sosial sebagai sarana promosi. Melalui platform seperti TikTok (@bimgiat.rubal), Instagram (@bimgiatrubal), dan Facebook (@BimgiatRubal), mereka memperkenalkan karya-karya warga binaan ke publik. Konten video pendek yang menampilkan proses pembuatan kapal dalam botol bahkan beberapa kali viral, menarik perhatian masyarakat luas.

Kepala Subseksi Bimbingan Kegiatan Rutan Kelas I Bandar Lampung, Leon Nugroho, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya menumbuhkan keterampilan, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri dan tanggung jawab bagi warga binaan.

“Kami berharap kegiatan kemandirian ini terus berlanjut dan menjadi bekal berharga bagi warga binaan setelah bebas nanti. Kami ingin mereka kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik dan produktif,” ujarnya.

Mengubah Stigma, Membangun Harapan

Bagi para warga binaan, program seperti ini menjadi jendela kecil menuju dunia luar. Mereka merasa dihargai dan diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi yang sebelumnya tidak pernah muncul. Banyak di antara mereka yang kini bermimpi memiliki usaha sendiri setelah bebas nanti.

“Dulu saya tak pernah menyangka bisa membuat sesuatu yang bernilai. Sekarang saya ingin membuka usaha kerajinan kecil setelah keluar nanti,” ungkap Rafi, salah satu warga binaan yang ikut dalam program pembinaan.

Melalui kreativitas yang tumbuh dari ruang terbatas, Rutan Kelas I Bandar Lampung telah membuktikan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk berubah. Dinding penjara mungkin membatasi langkah, tetapi tidak bisa membatasi harapan dan karya.

baca juga : Pria di Mesuji Cabuli Anak Tiri Berusia 7 Tahun

Program pembinaan ini menjadi bukti bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, melainkan juga tempat menempa karakter, menumbuhkan keterampilan, dan menanamkan nilai kemanusiaan.

Dengan semangat itu, Rutan Kelas I Bandar Lampung terus bertransformasi menjadi lembaga pembinaan yang modern dan humanis — tempat di mana kesalahan masa lalu diubah menjadi pelajaran berharga untuk masa depan yang lebih baik.

Skintific